Grafana with field name modification and flux
wonder how to change this ?
for Clone with SSH, change made under gitlab.rb config file, replace these twogitlab_shell_ssh_portgitlab_ssh_hos
I found this solution to be handy for my need that I need to reverse the task sequence when I remove theinstance from the cloud, basically, all task are the same just like when creating the instance,
Tech Hobbies Blog
- Grafana with field name modification and flux
- How to change Git clone URL (and SSH) when using docker Gitlab
- reverse task sequence in Ansible
- Clover IRC105 Color Camera connector 4 pinout
- Windows 7 Share inaccessible from non-windows or old media player (PBO, PlayOn, ACRyan)
- Driver for Tiny USB wifi dongle, RTL8188BEV or RTL8188CUS
- traffic measurement with STAK on asterisk with g.729
- Pria yang Lompat dari Menara BCA Berusia 40-an Tahun, Lompat dari Lantai 56 | 9 October 2014
- detikcom - Myanmar Perpanjang Penahanan Suu Kyi Hingga 6 Bulan | 28 November 2005
- Boediono Minta Masyarakat Jangan Terlena dengan Sumber Daya Alam | 11 February 2013
- detikSport : Situs Warta Era Digital | Fergie Tak Ingin Kenangan Pahit Berulang | 27 August 2008
Other News on Jumat, 14 Juli 2017
GeekBench
BlogMeter 1.01
Forum Views () Forum Replies ()
CAHAYA TEMARAM SENJA
Oleh: Zeffa Yurihana
Katakan saja kau takut pada senja
Yang sepi tak mau kembali
Pada kelam dan sunyi mulutnya
Berbasa-basi menggambarkan kata-kata
Secarik kertas bergambar bunga
Dan marah warna itu menggambar
Menjadi putih suci tak mengerti
Pada ilalang yang gugur dan matahari yang lesu
Cahayanya temaram
Yang mengikis pantai timur daratan
Hijau kini tak lagi hidup
Karena ia meninggalkan kenangan yang tersimpan
DI BALIK KABUT
Oleh:Zeffa Yurihana
Dengarkan bisik angin sendu
Kepada kabutnya sendiri
Namun mengapa angin hanya bertemu
Tak menyapa, hanya membisu
Walau sering kali kumelihat awan kelabu
Namun mengapa hujan mimpi tak kunjung bertamu
Membuat matahari menjadi rindu
Dalam kabut, Setetes embun bertemu
Dalam malam yang sunyi
Tanpa bunga, tanpa ilalang
Dan tanpa sapuan lembut angin sepoi
Jam tak mengerti
Mengapa malam harus berdentang
Memberi nyanyian pada bulan
Dan bintang yang menyebar bagai lautan
Jam tak kunjung mengerti
Mengapa fajar harus datang
Menuntun matahari pagi
Untuk bersinar sampai sore nanti
GADIS PERAMAL
Oleh: Zeffa Yurihana
Malam menangis
Memperlihatkan air mata jatuh dipipi gadis peramal itu
Namun tak selamanya bintang menyebar memberi senyuman
Tak selamanya pula rembulan tebarkan cahaya
Buku itu semakin dibaca, semakin memberikan kata-kata
Karena ilmunya tak berkarang rerumputan
Dan menerjang ombak yang berirama
Rasa sedih itupun tak kunjung hilang
Mungkin ini suatu senja
Yang meganya semakin memerah
Dan pada suatu masa kuadukan kisah gadis peramal itu
Waktu demi waktu telah kuloncati
Jarum jam
Bunga-bunga itu pun bermekaran ditengah malam
Dan pada saat fajar menjelang
Air mata itu tak cukup melengkapi kebahagiaannya
RETAKAN RINDU
Oleh: Zeffa Yurihana
Dalam hatinya yang terluka
Retakan rindu itu membayang
Sedikit demi sedikit akhirnya menghilang
Meninggalkan daun kering yang mengerang
Menginggalkan danau biru yang bermahkota teratai
Barulah menjadi warna bintang
Berwarna-warni dan berkilau
Sejak matahari berhenti menangis
Ia Menyimpan kepedihan sementara waktu
KEINGINAN HATI
Oleh : Zeffa Yurihana
Rintik hujan turun
Membuat genting basah air mata
Angin sepoi hilang
Yang ada cuma titik kerinduan
Siang menjadi semakin hitam
Sejak matahari menutupi wajahnya
Yang malu karena bulan
Tapi matahari menyadari
Bahwa hatinya sedih karna daun yang menari
Ingin kuraih bintang
Namun mencapai bungapun harus dituntun doa
Ingin kupegang tangannya
Yang lembut dan berirama
Menjadi simbol pertanda
Hatiku yang rindu
Melantunkan doa
LAMPU
Oleh : Zeffa Yurihana
Hati ibu terpedih pisau
Yang tersayat-sayat menjadi sebuah kenangan
Dalam buaian rumput dan ilalang
Dan dalam pelukan hangat nafasmu
Ingin ku mengejar impianku
Ingin ku meraih harapanku
Yang didekap erat oleh bintang
Dan pada lampu yang bersinar redup
Malam… sampaikan salamku padanya
Bisakah kau berkedip sekali lagi
Untuk memberi cahaya bintang
Mengobati hati yang retak karena rindu
Dan bisakah kau membangunkan cintaku
LEMARI TUA
Oleh: Zeffa Yurihana
Tak kunjungkah kau jera
Pada lemari yang penuh nyata usia
Dan pada debur doa
Yang menyisir pasir pantai berkarang ikan
Pintu itu kini mengusir angin
Kemudian berlalu membawa berita langit
Matanya sedih tertutup jerami padi
Tak berhenti hembusan nafasnya menerbangkan matahari
Sunyi itu mengetuk pintu jendela hati
Dan retak pecah tanpa marah menyentuhnya
Daun yang berguguran pun tak malu
Mengapa lemari tua itu takkan padam berkobar api?
MENGEJAR RINTIK MATAHARI
Oleh: Zeffa Yurihana
Ku ikatkan ilalang untukmu
Ku petik dari tepian awan dan kubungkus dari serpihan ranting
Kulilit dengan tali kembang surga dan kukirim cahaya lewat ilalang itu
Pada suatu senja
Bermega, berawan dan berteriak
Menantimu yang tak kunjung kembali
Ilalang ini untukmu sebagai hadiah ulang tahun kembang surga
Layu oleh isapan cahaya rembulan yang tak mau datang menemaninya sendiri tanpa sepi
Namun kutitipkan saja rindu ini pada rumpun bamboo yang sedang bernyanyi
Agar ia lebih bahagia
Melihat mimpiku yang sebentar lagi menumbuhkan nyata
PAGI HARI
Oleh : Zeffa Yurihana
Setitik embun enggan menetes dari kelopak daun
Di pagi hari itu
Mataharipun malu menampakkan wajahnyapada ilalang dan bunga yang mengantuk
Petiklah bulan itu, hai awan!
Supaya langit tak berwarna kelabu
Menutupi matahari yang sedang sayu
Oleh mimpi air sungai yang tak menentu
Berilah matahari hujan, hai angin!
Supaya wajahnya bisa tanpak
Dan menebarkan cahayanya pada langit
Untuk bebatuan dan kerikil
Tak kunjung embun menetes dari kelopak daun
yang hatinya retak karena nyanyian rumpun bambu
-----------
Zeffa Yurihana, penyair cilik berusia 12 tahun berdomisili di desa bandung kota tulungagung Jawa Timur.
Baca Selengkapnya di site Kompas.Com - Puisi-puisi Zeffa Yurihana
, atau bila sudah menghilang, bisa baca di cache server kami.
Berita Acak dari arsip :