Monday, May 24, 2010
ISLAMABAD – Relatives of three men detained by Pakistan for alleged links to the suspect in the attempted Times Square bombing say the men are innocent.
They
Thursday, August 6, 2009
AFP - Thursday, August 6TAIPEI (AFP) - - Taiwan's Beijing-friendly government on Wednesday denied boycotting an Australian film festival amid a row over the e
Thursday, September 3, 2009
By Sarah Marsh and Noah Barkin
BERLIN (Reuters) - Chancellor Angela Merkel suffered a double blow on Thursday as a senior party ally in east German
Old World News
- Pakistanis angry over detentions in Times Sq. case
- Taiwan denies boycotting Australian film festival
- Merkel's support dips, regional ally resigns International
- Minister seeks closure of anti-Berlusconi websites
- Asian markets mixed after Wall Street rally
- Researchers Discover Ruins Of Entire City In Peru
- Banks Agree To Foreclosure Moratoriums Until Obama Details Housing Plan
- Pria yang Lompat dari Menara BCA Berusia 40-an Tahun, Lompat dari Lantai 56 | 9 October 2014
- detikcom - Myanmar Perpanjang Penahanan Suu Kyi Hingga 6 Bulan | 28 November 2005
- Boediono Minta Masyarakat Jangan Terlena dengan Sumber Daya Alam | 11 February 2013
- detikSport : Situs Warta Era Digital | Fergie Tak Ingin Kenangan Pahit Berulang | 27 August 2008
Other News on Jumat, 24 Mei 2019
GeekBench
BlogMeter 1.01
Forum Views () Forum Replies ()
TEBING TAK TAMPAK, JURANG TAK TAMPAK
Untuk Anak-anak Muda Sineas, Yang Ingin Bebas Tanpa Batas
Di tepi desa kami ada sebuah tebing yang curam Menghadap ke jurang yang dalam Di atas tebing itu ada tanah datar lumayan luasnya Di sana anak-anak kecil bisa bermain-main leluasa Berkejar-kejaran, melompat-lompat ke sini dan ke sana Berteriak-teriak, menjerit-jerit dan tertawa-tawa
Karena penduduk desa cinta pada anak-anak mereka Masih waras dan tak mau anak-anak celaka Termasuk juga untuk orang-orang dewasa Maka di tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama Terbuat dari kayu, tua, terbatas kekuatannya Agar tidak ada yang kepleset terjatuh ke jurang sana
Tebing itu lima puluh meter tingginya Batu-batu besar bertabur di dasarnya Semak dan belukar di tepi-tepinya Hewan buas dan ular penghuninya Kalau orang terjatuh ke dalamnya Akan patah, cedera, cacat dan gegar otaknya
Nah, pada suatu hari Ada anak-anak ABG berdemonstrasi Menuntut yang menurut mereka sesuatu yang asasi Dengan nada yang melengking dan tinggi Tangan teracung, terayun ke kanan dan ke kiri Dalam paduan suara yang diusahakan harmoni
"Kami menolak pagar tebing, apa pun bentuknya Kami menuntut kebebasan sebebas-bebasnya Bermain, melompat-lompat ke sini dan ke sana Berkejar-kejaran tak ada batasnya
"Apa itu pagar? Kenapa dibatas-batasi? Tubuh kami ini hak kami Kami menggunakannya semau hati sendiri Apa itu pembatasan? Konsep kuno, melawan kemerdekaan Cabut itu pagar, semuanya robohkan!"
Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara Heboh seantero kampung dan desa Orang-orang bertanya, ini ada apa Kok jadi tegang suasana Barulah situasi jadi agak reda, karena Ternyata yang berdemo itu, anak-anak rabun dan buta
"Saudara-saudara, ABG-ABG ini jangan dicerca Mereka punya kelainan dalam instrumen mata Banyak yang rabun, mungkin juga buta Kena virus datang dari kota, luar desa kita Konsep tebing dan jurang, tak masuk akal mereka Tak tampak bahaya kedua-duanya Beritahu mereka baik-baik, sabar-sabar senantiasa Masih banyak urusan lain di desa kita.
Baca Selengkapnya di site Republika - TEBING TAK TAMPAK, JURANG TAK TAMPAK
, atau bila sudah menghilang, bisa baca di cache server kami.
Berita Acak dari arsip :